DKISP BANGGAI – Upaya Pemerintah Kabupaten Banggai dalam menekan kasus prevalensi stunting di daerah terus digalakan. Sebagai bentuk percepatannya, Pemerintah Kabupaten Banggai melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Banggai menggelar diskusi panel audit stunting dan manajemen kasus stunting melalui diskusi panel manajemen kasus stunting.

Kegiatan tersebut dilangsungkan di Ruang Pertemuan Hotel Kota, Kecamatan Luwuk, Kamis ( 22/09/22) pagi.

Hadir bersama, Asisten III Bupati Banggai Bidang Administrasi Umum, Kepala Kemenag Banggai, perwakilan OPD, perwakilan Bappeda Litbang Banggai, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Banggai, Camat Luwuk Timur, unsur Forkopimda, perwakilan Kepala Dinas BKKBN Provinsi Sulteng, Tim Audit Manajemen Stunting dan perwakilan akademisi.

Asisten Administrasi Umum Setda Banggai Drs. H. Mohamad Kamil Datu Adam, M.Si menyampaikan sambutan tertulis Bupati Banggai, bahwa percepatan penurunan stunting adalah setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, dan desa. “Demi mencapai hasil yang optimal, tentunya dibutuhkan dukungan dan bantuan dari semua pihak untuk percepatan penurunan stunting di Indonesia, khususnya di Kabupaten Banggai, ” imbuhnya.
Asisten III Bupati Banggai menambahkan, audit kasus stunting adalah identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans atau sumber data lainnya. Dalam Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, mengamanatkan pendekatan pencegahan lahirnya balita stunting melalui pendampingan keluarga berisiko stunting, oleh karena itu,  agar siklus terjadinya stunting dapat dicegah, perlu ada formulasi kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada, satu di antaranya adalah audit kasus stunting yang kita laksanakan hari ini.

Kepala Dinas DP2KBP3A dr. Anang S. Otoluwa mengemukakan, audit kasus stunting ini adalah kegiatan bersama dengan BKKBN Provinsi Sulteng dan diselenggarakan di seluruh Indonesia dan nanti di Kabupaten Banggai akan dilaksanakan di enam kecamatan. “Tujuan kegiatan ini untuk memberikan gambaran kepada kita sekalian, bahwa kasus stunting ini disebabkan oleh banyak faktor dan terkait dengan masalah gizi terutama pada seribu hari pertama kehidupan,” ucapnya.

Sementara itu, dr. Anang menilai, faktor sensitif lain yang mempengaruhi, yakni masalah kesehatan tentang ketersedian air bersih, jamban, dan ketersediaan pangan. “Olehnya itu, stunting adalah masalah kita bersama dan penyelesaiannya pun harus kita selesaikan bersama-sama,” jelasnya.

Dalam kasus stunting juga, kata dr. Anang, kita mengambil sampel terhadap ibu hamil ataupun calon pengantin (catin) pasca persalinan, anak baduta, dan anak balita. Kasus-kasus yang kita amati kemudian kita lakukan coaching bersama, dan kegiatannya disosialisasikan kepada tim penanggulangan stunting baik tingkat kabupaten sampai ke tingkat desa.

Di akhir kegiatan, Kepala DP2KBP3A memberikan vitamin berupa kapsul kepada para peserta dari Kabupaten Poso, yang berguna untuk membantu penanggulangan dan menekan angka stunting di wilayah yang terdampak.


*Tim Liputan Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Banggai