Upaya Melestarikan Budaya dan Tradisi Daerah, Pemkab Banggai Gelar Festival “Mombowa Tumpe” Tahun 2022
DKISP BANGGAI – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai, dibawah pimpinan Ir. H. Amirudin, MM dan Drs. H. Furqanudin Masulili, MM dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal bukan sebatas kalimat dalam visi dan misi semata.
Beragam pagelaran kesenian serta adat istiadat kerap dilaksanakan di masa kepemimpinan beliau berdua.
Salah satunya Festival “Mombowa Tumpe” yang giat pembukaannya dilaksanakan Minggu malam (27/11/22), bertempat di Lapangan Mahisik, Kelurahan Balantang, Kecamatan Batui.
Berdasarkan Informasi yang diperoleh Tim Liputan DKISP Banggai , Festival “Mombowa Tumpe” akan dilaksanakan selama 6 hari, sejak malam pembukaan hingga tanggal 2 Desember Mendatang.
Sebelum Ritual Adat “Mombowa Tumpe” yang rencananya dilaksanakan di akhir festival, menurut informasi yang diberikan panitia, venue utama kegiatan akan diwarnai dengan pelaksanaan lomba main hadang, lomba mewarnai gambar burung maleo, lomba mencukur kelapa, aneka pentas seni serta karnaval budaya.
Camat Batui, Rudianto Noho yang kala itu menyampaikan sambutan, menyebutkan bahwa pelaksanaan Festival “Mombowa Tumpe” tersebut dirangkaikan dengan peringatan hari jadi Daerah Batui yang ke 715.
Selain rangkaian kegiatan festival yang disebutkan diatas, berdasarkan penjelasan Rudianto Noho, ada pula Batui Expo yang menghadirkan pameran hasil kerajinan, kuliner, dan komoditi andalan Masyarakat Batui.
“Adanya Festival dan Batui Expo ini diharapkan dapat menunjang perekonomian masyarakat,” tambahnya.
Festival yang terselenggara atas kerjasama Pemerintah Kecamatan, Lembaga Adat Batui, Dinas Pariwisata (Dispar) serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banggai (Disdikbud) itu, dibuka secara resmi oleh Bupati Banggai, Ir. H. Amirudin, MM.
Dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan, Bupati menuturkan, Ritual Adat “Mombowa Tumpe” adalah budaya yang telah mendarah daging di Masyarakat Banggai Bersaudara.
Pemkab Banggai, lanjut beliau, akan terus berupaya mendukung pelaksanaan ritus-ritus adat yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang kita.
“Untuk Tumpe sendiri, kita sudah anggarkan pembuatan perahu pengantar telur burung maleo yang digunakaan saat upacara,” jelas dia.
Kemudian Bupati kembali menambahkan, dana pelaksanaan Upacara Adat “Mombowa Tumpe” telah dialokasikan melalui Disdikbud dan Dispar Banggai.
“Jadi kita tidak perlu kesulitan mencari dana untuk kegiatan yang melestarikan budaya seperti ini,” imbuh orang nomor satu di Banggai itu.
Di akhir sambutannya, Bupati Banggai mengingatkan kepada masyarakat, khususnya generasi muda agar jangan sampai melupakan sejarah dan tradisi yang dimiliki daerah ini.
Turut hadir di tengah-tengah masyarakat Batui pada acara pembukaan tersebut, Mantan Wakil Bupati Banggai, Musdar Amin, sejumlah pimpinan instansi daerah, Bosanyo serta jajaran Perangkat Adat Batui.
Sebagai tambahan, Upacara Adat “Mombowa Tumpe” sendiri merupakan tradisi tahunan Masyarakat Adat Batui berupa pengantaran telur pertama Burung Maleo yang berjumlah seratus lebih butir ke Pulau Peling, lokasi Kerajaan Banggai. Perjalanan ini ditempuh sehari semalam menggunakan perahu. Ritual demikian dilakukan sebagai bentuk persembahan masyarakat Batui ke Raja Banggai.
*Tim Liputan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banggai