DKISP BANGGAI – Bupati Banggai, Ir. H. Amirudin membawakan Kuliah Umum pada salah satu tangkai acara Festival Sastra Banggai (FSB), bertempat di Pelataran Kampus Universitas Muhammadiyah Luwuk, pada Rabu (6/9/2023).

Pada kegiatan Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Babasal Mombasa ini mengangkat tema “Adaptasi Perubahan Iklim di Kabupaten Banggai : Antara Tantangan dan Harapan”.

Direktur Festival Sastra Banggai, Ama Gaspar dalam sambutannya menyampaikan bahwa Festival Sastra Banggai ini memasuki tahun ke-7 dan mengusung tema besar yakni Perubahan Iklim yang bertajuk : Narasi Ke-7 Membedah Cuaca, Memperpanjang Usia Bumi.

“Alasan kami mengusung tema Perubahan Iklim dikarenakan kami sadar betul wacana perubahan iklim belum menjadi perbincangan-perbincangan ditataran masyarakat, oleh karena itu kami berharap melalui FSB kali ini mampu mengikat pengetahuan tentang perubahan iklim, sehingganya dapat menjadi kecerdasan kolektif baik disemua masyarakat Banggai” tutur Direktur FSB.

Dalam sambutannya Bupati Banggai, Ir. H. Amirudin, MM., AIFO menyampaikan bahwa berbicara mengenai iklim, Kabupaten Banggai merupakan salah satu daerah paling kaya yang hampir mempunyai seluruh Sumber Daya Alam (SDA).

“Kekayaan SDA Kabupaten Banggai ini tidak bisa kita biarkan begitu saja, oleh sebab itu ini adalah hal-hal yang perlu sama-sama kita perhatikan, pelajari, pertahankan dan kita tingkatkan,” ujar Bupati Amirudin.

Selanjutnya, Bupati Amirudin juga menyatakan rasa senang berbagi dengan mahasiswa terkait perubahan iklim, karena sebagaimana pemerintah menjalankan regulasi, tetapi yang mampu berteriak, mengawasi, dan memperhantikan adalah adik-adik mahasiswa.

Apa yang menjadi tantangan dan harapan kita di Kabupaten Banggai ini?, lanjut Bupati Amirudin, bahwa tantangan kita adalah karena sumber daya alam kita yang begitu banyak, begitu besar terhadap perubahan iklim yang akan terjadi di derah kita.

“Misalnya, sekarang ini terjadi eksplorasi terhadap nikel secara besar-besaran. Kenapa? Karena dengan adanya pengambilan nikel, pembongkaran hutan dan lain sebagainya, ini akan menjadi tantangan terhadap perubahan iklim yang akan terjadi di Kabupaten Banggai. Hal ini tidak mungkin kita tolak karena proses pembentukan energi baru terbarukan pasti membutuhkan nikel,” tutur Bupati Banggai.

Menurutnya, tantangan ini harus kita kelola dengan baik, disinilah Pemerintah Daerah memberikan harapan-harapan ke depan, bahwa jangan sampai di dalam eksploitasi dan eksplorasi terhadap nikel yang ada di Kabupaten Banggai ini akan merusak semuanya.

“Untuk di Kabupaten Banggai ini, kami mewanti-wanti agar OPD memberikan laporan secara detail terhadap semua badan usaha yang berada di kabupaten ini, sehingga mereka bekerja benar-benar sesuai dengan UPL-UPL/Amdal yang sudah dijadikan acuan untuk membangun daerah ini,” tegas Bupati Amirudin.

Tidak hanya itu, Bupati Banggai juga menyebutkan transformasi dalam pengelolaan sampah juga dilakukan di Kabupaten Banggai yaitu dengan pendirian Bank Sampah, serta sebuah terobosan terbaru juga dilakukan yaitu pengelolaan sampah menjadi campuran sulfur yang kemudian dijadikan pupuk.

“Sekarang kita telah membentuk Bank Sampah yang sudah bernilai ekonomi, serta di toili kita telah mengelolah sampah menjadi campuran dari sulfur yang kemudian dijadikan pupuk dan Insya Allah bulan depan akan kita bagikan ke masyarakat” jelas Bupati Amirudin.

Bupati Amirudin berharap agar kesadaran akan perubahan iklim ini akan terus tumbuh di masyarakat, khususnya generasi muda, sehingga Kabupaten Banggai dapat memainkan peran yang lebih besar dalam menjaga bumi bersama.

*Tim Liputan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banggai.