DKISP BANGGAI – Pagelaran budaya yang merepresentasi persaudaran antara 3 Kabupaten Banggai bersaudara itu akhirnya tiba di penghujung acara.
“Mombowa Tumpe”, begitulah sebutan bagi perayaan kebudayaan yang menjadi bukti sejarah bahwa kawasan Banggai yang terdiri dari 3 Kabupaten kini, pernah utuh dalam satu kerajaan yang kuat dan berdaulat.
Ritual pengantaran telur maleo dari Rumah Adat Batui ke dermaga Kuala Humbuho, yang selanjutnya akan diteruskan dengan kapal tradisional ke keraton Banggai laut itu, menjadi akhir dari rangkaian Festival Adat Mombowa Tumpe Tahun 2022.
Sekretaris Daerah (Sekda) Banggai, Ir. Abdullah Ali, M.Si dalam kesempatannya menyampaikan sambutan di malam penutupan, mengemukakan bahwa Kabupaten Banggai terdiri dari berbagai suku bangsa yang telah bersepakat untuk bersatu dalam multikulturalisme bangsa, sesuai dengan Falsafah Pancasila, Bhineka Tunggal Ika.
“Walaupun Kabupaten Banggai dipisah menjadi tiga kabupaten, namun kita tetap satu sebagai Banggai Bersaudara,” tegas dia.
Kabupaten Banggai, lanjut Sekda, dikenal oleh masyarakat luas karena memiliki Culture Knowledge, Culture Behaviour Dan Culture Artifact, yang ditampilkan sebagai implementasikan dari kesepakatan tentang nilai-nilai, ide-ide, gagasan-gagasan, dan pandangan hidup yang dijadikan sebagai pedoman untuk berperilaku baik secara internal maupun eksternal.
“Peninggalan adat dan sejarah peradaban para leluhur harus terus dijaga dan dilestarikan sebagai upaya untuk menghormati dan taat terhadap norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang telah mereka wariskan kepada kita,” pintanya.
Terakhir, atas nama Bupati Banggai, Ir. H. Amirudin, memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada penyelenggara, dalam hal ini Bosanyo Batui, Thalib Agama beserta jajaran Perangkat Adat Batui, Pemerintah dan Masyarakat Kecamatan Batui, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai.
Turut hadir pula, sejak pelaksanaan ritual di sore hari hingga malam penutupan, Koordinator Event Daerah Wilayah II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Diana Indriati, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tengah, Diah Agustiningsih, M.Pd serta sejumlah Kepala Dispar dari beberapa Kabupaten di Sulawesi Tengah.
Sebagai informasi, ketika diantar ke Banggai laut, daun pertama yang membungkus telur maleo dibuang ke laut, kemudian telur maleo dibungkus lagi dengan daun palem. Hal ini dipercaya masyarakat bahwa daun pertama yang membungkus telur maleo akan berlayar terlebih dahulu daripada kapal yang akan datang membawa telur maleo.
Daun yang berlayar ini menjadi pertanda untuk masyarakat di Banggai laut bahwa rombongan kapal yang membawa telur maleo akan segera datang.
*Tim Liputan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banggai